Pengertian Berubah
Perubahan adalah proses membuat
sesuatu berbeda dari sebelumnya. Perubahan menganggu ekuilibrium dan perubahan
ini mencakup akhir,transisi,dan awal. Orang berduka saat mereka kehilangan
sesuatu atau terancam kehilangan sesuatu. Apabila mereka mengalami tahap
berduka,mereka dapat mencapai penerimaan (acceptance). Mereka yang tidak
mencapai penerimaan dapat mengalami pemutusan (disengagenment) atau penghentian
(withdrawal ), disidentifikasi , dengan kesedihan dan kekhawatiran,
disorientasi dan kebingungan , atau kekecewaan, yang disertai oleh rasa marah.
Pekerja yang mengalami pemecatan, berhenti atau pensiun dengan hanya melakukan
hal kecil. Orang dengan disidentifikasi bersifat rentandan mereka cenderung
merajuk dan berada di masa lalu serta menolak tugas baru. Pekerja yang
disorientasi tidak lagi mengetahui di mana mereka dapat cocok di organisasi dan
sering melakukan tindakan yang tidak tepat karena mereka tidak mengetahui
prioritas baru. Orang yang kecewa menjadi marah dan berbuat negatif serta
melakukan prilaku destruktif ( tomey , 2000 ).
Perubahan akan mengganggu bagi
mereka yang mengalaminya, dan sering kali berkembang resistensi. Perubahan
paling mengancam apabila ada perasaan tidak aman. Penyebab resistensi terhadap
perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan diri, keadaan memalukan ,
perasaan tidak aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri sendiri , kehilangan
kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif. Perencanaan yang cermat, penetapan
waktu komunikasi yang tepat , umpan balik adekuat, dan rasa percaya diri
pekerja dapat mengurangi resistensi terhadap perubahan. Memberikan informasi
pada personel tentang alasan berubah dapat membantu mengurangi resistensi.
Membantu koping mereka dan mengakui kontribusi mereka juga meminimalkan
resistensi ( tomey , 2000 )
Bentuk kata benda dan kata kerja
pada kata berubah ( change ) memiliki makan yang berbeda. Bentuk kata benda
menunjukkan substitusi suatu benda dengan yang lain, perubahan keadaan atau
kualitas benda., atau permutasi yang terdiri dari berbagai susunan set atau
seri benda. Pemakaiannya sebagai kata kerja, change berarti membuat sebuah
benda yang lain dari sebelumnya ( perubahan yang diarahkan keluar ) atau
menjadi berbeda, mengalami perubahan, atau memvariasikan ( perubahan yang
diarahkan ke dalam ). Sinonim kata kerja change adalah alter, transform,
convert, dan vary. Semua istilah ini menunjukkan bahwa perbedaan yang mendasar
atau substitusu adalah hasil perubahan.
Perubahan tidak selalu merupakan hasil pengambilan
keputusan rasional. Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga
aktivitas yang berbeda:
(a) reaksi spontan,
(b) aktivitas
perkembangan, dan
(c
) aktivitas yang direncanakan secara sadar. Baik individu maupun organisasi
dapat mengalami perubahan
PERUBAHAN
SPONTAN
Perubahan
spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak direncanakan karena
perubahan ini tidak benar-benar diantisipasi, tidak dapat dihindari, dan
terdapat sedikit atau tidak ada waktu untuk merencanakan strategi respons.
Contoh perubahan spontan yang memengaruhi individu adalah infeksi virus akut,
cedera medula spinalis, dan tawaran sukarela posisi baru
Pada skela yang lebih besar,
perubahan spontan dapat jangka panjang ataupun jangka pendek. Contoh perubahan
spontan jangka pendek adalah gempa bumi atau bencana alam lainnya, tabrakan
pesawat terbang besar yang dekat dengan
rumah sakit kecil , atau pemogakan tiba-tiba yang menutup fasilitas perawatan
kesehatan tersier.Dampak human
immunodeficiency virus (HIV) pada kebijakan dan praktik fasilitas perawatan
kesehatan adalah contoh perubahan dengan konsekuensi jangka panjang.
Respon terhadap perubahan spontan
dalam positif atau negatif.Sebgai contoh,virus flu mungkin hanya menyebabkan
gangguan minor pada satu orang.Demikian juga,suatu organisasi dapat berhasil
merespon cedera yg disebabkan oleh kejadian alam apabila dibuat rencana
penanggulangan rencana yg baik;sebaiknya,tanpa rencana seperti itu,organisasi
dapat mengalami disorganisasi,kebingungan,dan kesulitan besar.Hasil perubahan
spontan bisa tidak dapat diprediksi.Untuk memastikan respon yg
berhasil,perubahan spontan menuntut fleksibilitas dan kekohesifan.
Perubahan
Perkembangan
Perubahan
perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang terjadi selama siklus
kehidupan individu atau perkembangan organisasi menjadi lebih kompleks. Contoh
perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran dan kompleksitas
embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan fisik pada lansia.
Perubahan ini tidak direncanakan secara sadar; perubahan tersebut terjadi
begitu saj. Akan tetapi, individu dapat merencanakan untuk menghadapi
perubahan. Sebagai contoh, lansia dapat membuat rencana untuk menghadapi
perubahan fisik, seperti pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil dengan satu
lantai yang lebih mudah untuk dirawat dan lebih mudah untuk bergerak di
sekitarnya.
Perubahan Terencana
Menurut
Lippitt (1973), perubahan terencana adalah upaya yang disengaja dan bertujuan
oleh individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih besar untuk
memengaruhi status quo itu sendiri, organisme lain, atau suatu situasi.
Keterampilan memecahkan masalah, keterampilan mengambil keputusan, dan
keterampilan intrapersonal adalah faktor-faktor penting dalam perubahan
terencana. Contoh perubahan terencana adalah individu yang memutuskan untuk
memperbaiki status kesehatannya dengan menghadiri program berhenti merokok atau
melakukan program olahraga. Organisasi secara terus-menerus mengalami perubahan
terencana. Di institusi perawatan kesehatan, dibuat perubahan kebijakan, metode
pemberian perawatan, susunan staf, dan sebagainya. Melaksanakan perubahan
terencana adalah bagian utama peran perawat manajer.
TEORI BERUBAH
Pendekatan Terhadap Perubahan
Terencana
Tiga strategi atau pendekatan yang
luas terhadap perubahan terencana telah diidentifikasi; strategi atau
pendekatan itu menunjukan kontinum dari yang kurang koersif (empiris-rasional)
hingga middle ground
(normatif-reeduktif) sampai yang paling menonjol (kekuasaan-koersif). Tabel
Pendekatan perubahan :
Pendekatan
|
Karakteristik
|
Kekuasaan-koersif
|
·
Berdasarkan
aplikasi kekuasaan dari sumber legitimasi,
·
Partisipasi
minimal oleh anggota.
|
Empiris-rasional
|
·
Pengetahuan
adalah kekuatan,
·
Adalah suatu
model non koersif
|
Normatif-reeduktif
|
·
Menagakui
bahwa perubahan harus menangani perasaan,nilai, dan kebutuhan.
·
Mengakui
tidak semua respon orang terhadap perubahan bersifat rasional
|
Empiris-Rasional
Pendekatan
empiris rasional didasarkan pada dua keyakinan: bahwa manusia itu rasional dan
mereka akan berubah jika perubahan sesuai dengan kepentingan mereka. Oleh
karena itu, perubahan akan diadopsi apabila perubahan dapat secara rasional di
benarkan dan di perlihatkan manfaat untuk orang-orang yang terlibat
(Bennis,Benne, dan Chinn, 1985).
Akan tetapi, orang tidak selalu bertindak
secara rasional, dan disitulah dapat menjadi kekurangannya. Strategi ini paling
efektif saat terdapat sedikit resistensi terhadap perubahan dan perubahan
dianggap beralasan. Pengembangan staf dalam strategi ini adalah melalui
pendidikan analasis sistem (Tomey, 2000). Unsur kekuatan adalah pengetahuan,
dan aliran pengaruh adalah dari mereka yang mengetahui ke mereka yang tidak
mengetahui. Gaya tersebut dapat dibandingkan dengan pemasarn. Saat seorang
mendapatkam informasi, mereka akan menerima atau menolak ide berdasarkan
manfaat dan konsekuensinya (Sullivan dan Decker, 2001, hlm. 257).
Nornatif-Reeduktif
Pendektan normatif-reeduktif dilandaskan pada asumsi bahwa motivasi manusia
bergantung pada norma sosiokultural dan komitmen individu terhadap norma-norma
ini. Norma sosiokultural didukung oleh sikap dan sistem nilai individu. Dalam
hal ini, perubahan terkadi apabila orang yang terlibat mengembangkan sikap dan
nilai baru dengan mendapatkan informasi baru. Pada pendekatan ini, pengetahuan
adalah kekuatan untuk berubah, tetapi perubahan dapat menjadi proses yang
panjang karna sikap dan nilai sulit diubah. Peran dan hubungan manusia,
orientasi persepsi, sikap, dan perasaan akan memengaruhi penerimaan mereka
terhadap perubahan.
Pendekatan ini dapat efektif dalam
mengurangi resistensi dan menstimulasi kreaftivitas. Pendeketan ini cocok untuk
keperawatan karna perawat berpengalaman dengan baik dalam hal ilmu perilaku dan
keterampilan komunikasi (Sullivan dan Decker, 2001, hlm. 258).
Kekuasaan-Koersif
Dengan
pendekatan kekuasaan Kekuasaan-koersif,
kekuasaan berada pada satu orang atau lebih yang berpengaruh. Pengaruh tersebut
dapat melalui kekuasaan politis, kekayaan, status, atau kemampuan. Pendekatan
ini tidak menyangkal kecerdasan atau rasionalitasseseorang atau pentingnya
sikap atau nilai mereka, tetapi pendekatan ini mengakui kebutuhan menggunakan
kekuasaan untuk mencapai perubahan. Sebagai suatu strategi, pendekatan ini
dapat menimbulkan resistensi. Gaya komunikasi berupa memberitahukan orang
tentang apa yang harus di lakukan ( Baird, 1998).
Pendekatan ini terkadang tepat dalam
perubahan skala besar atau saat konsesus tidak mungkin dicapai, waktunya
singkat, diduga terjadi resistensi, dan perubahan penting untuk kelanjutan
organisasi. Pendektan ini cenderung di terima lebih baik saat di kombinasikan
dengan dua pendekatan lain. Pemogokan, protes, dan resolusi konflik terkadang
digunakan. Strategi-strategi ini sebaiknya digunakan secara hati-hati apabila
terdapat keinginan untuk membantu perkembangan iklim keterbukaan terhadap
perubahan (Sullivan dan Decker, 2001, hlm. 257).
Strategy Berubah
Tiffany dan Lutjens (1998) telah
mengidentifikasi tujuh strategi berubah yang cocok dengan kontinum dari yang
paling netral sampai yang paling koersif.
1.
Edukasi.
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang paling relatif tidak bias
yang dimaksud kan untuk berfungsi sebagai justikasi rasional atau tindakan yang
terencana.
2.
Fasilitatif.
Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi ini mengasumsikan
bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber untuk membuat
perubahan tersebut.
3.
Teknostrukturall.
Stretegi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam kelompok
atau mengubah struktur sosial untuk mendapatkan teknologi.
4.
Data based.
Strategi ini mengmpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan sosial.
Data digunakan untuk menemukan inovasi yang paling baik guna memecahkan masalah
yang dihadapi .
5.
Komunikasi.
Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melaui saluran dalam
sistem sosial.
6.
Persuasif.
Pemakaian penalaran, debat, dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan perubahan.
7.
Koersif.
Terdapat hubungan wajib antara perencana dan pengadopsi. Kekuasaan digunakan
untuk meyebabkan perubahan.
Kerangka Kerja untuk Berubah
Kerangka kerja seperti yang dibuat
oleh Lewin, Lippitt, Rogers, dan Havelock mengikuti pendeketan
normatif-reeduktif.
Lewin
Kurt
Lewin (1948) mencetuskan teori berubah. Dia memandang perubahan memiliki tiga
tahap dasar: pencairan (unfreezing),
bergerak (moving), dan pembekuan
kembali (refreezing). Selama tahap
pencairan (unfreezing), motivasi
untuk menetapkan beberapa perubahan terjadi. Individu menyadari kebutuhan untuk
berubah. Tahap ini adalah proses kognitif saat seseorang menyadari masalah atau
metode yang lebih baik dalam menyelesaikan suatu tugas dan oleh karenanya ada
kebutuhan untuk berubah. Setelah mengidentifikasi kebutuhan ini, individu juga
harus mengidentifikasi kekuatan yang mendorong dan yang menghalangi. Sebagai
contoh, seorang perawat yang mengajarkan klien remaja dan ibunya mengenai
penatalaksanaan diet pada diabetes tipe I (awitan juvenil) dapat melihat ibu
klien sebagai kekuatan yang mendorong dan ayah klien dan saudara kandungnya,
yang tidak mau mengubah gula, sebagai kekuatan yang menghalangi.
Pada tahap kedua, bergerak (moving), perubahan aktual direncanakan
secara detail dan kemudian dimulai. Informasi dikumpulkan dari satu atau
beberapa sumber. Pada tahap ini, penting bagi orang-orang yang terlibat untuk
sepakat bahwa status quo tidak di inginkan. Dalam contoh ini, perawat perlu
membantu keluarga memahami pentingnya penatalaksanaan diet untuk penderita
diabetes dan ikut mendukung klien. Perawat dapat meminta ahli diet untuk
bertemu dengan klien dan keluarganya guna mendemonstrasikan bagaimana diet
diabetes dapat bergizi dan enak rasanya. Perawat juga dapat menyediakn cetakan
daftar makanan pengganti, contoh menu, dan resep, serta sumber untuk informasi
diabetes. Sebagai agen pengubah, perawat sebaiknya bekerja dengan keluarga
untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk perubahan, termasuk, mungkin,
penghargaan untuk menguatkan perilaku yang diinginkan.
Pada tahap ketiga, pembekuan kembali
(refreezing), perubahan
diintegrasikan dan distabilkan. Mereka yang terlibat dalam perubahan
mengintegrasikan ide ke dalam sistem nilai mereka sendiri. Oleh karena itu,
dalam contoh, klien dan keluarganya akan menghargai pentingnya keterlibatan
keluarga dalam penatalaksanaan diet pada anaknya yang mengidap diabetes dan
saudara kandungnya. Keluarga dapat mengembangkan strategi mereka sendiri untuk
membantu orang yang mereka cintai mematuhi rencana.
Ketiga tahap ini digambarkab dalam
teori area kekuatan Lewin. Lewin merekomendasikan bahwa sebelum suatu perubahan
dimulai, kekuatan yang mendukung dan menentang perubahan dianalisis. Kekuatan
untuk berubah adalah kekuatan yang
mendorong dan kekuatan yang menentang perubahan adalah kekuatan yang menghalangi. Saat kekuatan yang mendorong tersebut
mendominasi, perubahan tidak terjadi. Hal tersebut kemudian menjadi tanggung
jawab agen pengubah untuk menggunakan yang mendorong. Mengurangi kekuatan yang
menghalangi biasanya lebih efektif dibandingkan dengan kekuatan yang mendorong.
Pembekuan ini diarahkan pada sistem target yaitu, individu, keluarga, atau
kelompok.
Lippitt
Gordon
Lippitt dan koleganya menjelaskan perubahan terencana memiliki tujuh fase,
yaitu 1. Mendiagnosis masalah 2. Mengkaji motivasi 3. Mengkaji motivasi agen
pengubah dan sumber 4. Memiliki objek perubahan progresif 5. Memilih peran agen
pengubah 6. Menpertahankan perubahan 7. Mengakhiri hubungan yang membantu.
Ke tujuh fase ini dimulai dengan
menyadari kebutuhan untuk berubah. Manajer dapar menstimulasi kesadaran dan
menyajikan ide bahwa kondisi yang lebih diinginkan itu biasa terjadi.
Pengkajian dpat dibuat mengenai motivasi dan kapasitas untuk berubah serta
sumber-sumber untuk berubah. Dalam teori Lewin, hal ini dapat dibandingkan
dengan pencairan.
Dalam rangka proses untuk berubah,
hubungan yang membantu harus dimulai. Keberhasilan atau kegagalan perubahan
terencana akan sering bergantung pada kualitas dan kemampuan kerja klien dan
hubungan agen pengubah. Masalah harus diidentifikasi dan dianalisis,
kemungkinan alternatif harus diteliti, dan tujuan serta sasaran harus
direncanakan. Sumber-sumber akan diteliti dan strategi disusun. Hal ini dapat
disamakan dengan bergerak dalam teori Lewin.
Havelock
Ronald
Havelock (1973) memodifikasi teori Lewin mengenai perubahan terencana dengan
menekankan pada perencanaan proses berubah. Dia menjelaskan proses enam langkah
yaitu 1. Membina hubungan 2. Mendiagnosis masalah 3. Mendapatkan sumber-sumber
4. Memilih solusi 5. Mencapai penerimaan 6. Stabilisasi. Perhatiaan lebih diberikan
pada tahap pencairan, yang dia definisikan sebagai membina hubungan,
mendiagnosis masalah, dan mendapatkan sumber-sumber. Dalam tahap bergerak,
solusi dipilih dan penerimaan dicapai. Pembekuan kembali disebut sebagai
stabilisasi dan pembaharuan diri.
Rogers
Everett
Rogers (1983) mengembangkan suatu teori difusi-inovasi, bukan teori perubahan
terencana. Dia mendefinisikan difusi sebagai proses saat inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu sepanjang waktu diantara
anggota-anggota sistem sosial. Difusi yang melibatkan inovasi menjadi perubahan
sosial saat difusi ide baru menimbulkan konsekuensi yang meluas. Kerangka
kerjanya, difusi inovasi, menetapkan sifat perubahan reversibel. Partisipan
pada awalnya dapat mengadopsi suatu anjuran dan kemudian menghentikannya, atau
pada awalnya mereka menolaknya dan baru akan mengadopsinya kemudian. Oleh
karena, itu Rogers memperkenalkan ide bahwa perubahan yang diadopsi tidak
selalu permanen. Tiga fase Rogers dalam difusi inovasi adalah sebagai berikut
(Rogers dan Shoemaker, 1971; Rogers,
1995) :
1.
Invensi.
Pengumpulan informasi mengenai perubahan yang diajukan. Data dikumpulkan dan
dianalasis.
2.
Difusi.
Mengomunikasikan informasi atau idekepada orang lain. Difusi mencakup
diseminasi informasi dan memperkirakan kasus atau kesulitan dalam mendifusikan
ide atau informasi.
3.
Konsekuensi.
Diseminasi informasi dapat menghasilkan adopsi atau penolakan terhadap
perubahan.
Rogers
menulis bahwa faktor-faktor yang terkait dengan keberhasilan perubahan
terencana adalah relativitas, manfaat, kompatibilitas, kompleksitas, daya bagi,
dan kemampuan untuk dapat di komunikasikan. Lima langkah difusi inovasinya yang
disebut sebagai proses inovasi keputusan,
adalah sebagai berikut :
1.
Pengetahuan.
Individu, yang disebut unit pengambil keputusan, diperkenalkan dengan perubahan
dan memulai untuk memahaminya.
2.
Persuasi.
Individu mengembangkan suatu sikap yang disenangi atau tidak disenangi terhadap
perubahan.
3.
Keputusan.
Seseorang membuat suatu pilihan untuk mengadopsi atau tidak mengadopsi
perubahan.
4.
Implementasi. Seseorang
bertindak berdasarkan pilihan. Pada saat ini, perubahan dapat terjadi.
5.
Konfirmasi.
Individu mencari konfirmasi bahwa pilihannya benar. Apabila seseorang
dihadapkan pada pesan campuran, pilihannya dapat berubah.
Rogers
menekankan bahwa agar perubahan berhasil, orang-orang yang terlibat harus
tertarik dengan perubahan dan mempunyai komitmen untuk mengimplementasikannya.
Teorinya terutama bermanfaat untuk individu yang ingin menyusuri adopsi inovasi
teknologi. (Tiffany dan Lutjens, 1998).
MENGELOLA PERUBAHAN
perubahan.
Kekuatan internal berasal dari dalam organisasi, tetapi kekuatan tersebut dapat
disebabkan oleh kekuatan eksternal. Mungkin terdapat kekuatan internal untuk
mengubah organisasi pemberian perawatan kesehatan yang terkait dengan tingkat
susunan staf yang rendah, tetapi tingkat susunan staf yang rendah ini dapat
disebabkan oleh kekuatan eksternal seperti kurangnya perawat atau perubahan
ekonomi perawatan kesehatan.
Manajer
pengubah harus mampu mengidentifikasi sumber-sumber masalah, mengkaji motivasi
dan kapasitas untuk berubah, menentukan dan memeriksa alternatif, dan kemudian
menentukan menentukan dan mengimplementasikan hubungan yang membantu. Havelock
(1973) meyakini agen pengubah memfasilitasi perubahan perubahan terencana
dengan menjadi katalis, pemberi solusi, orang yang membantun proses, dan
penghubung ke sumber. Dalam menggunakan teori Lewin, agen pengubah
mengidentifikasi kekuatan yang menghalangi dan yang mendorong serta mengkaji
kekuatan relatif masing-masing kekuatan tersebut. Kekuatan yang mendorong dapat
mencakup keinginan untuk menyenangkan figur yang memiliki wewenang atau
keinginan untuk memperbaiki situasi. Kekuatan yang menghalangi dapat mencakup
hal-hal seperti konformitas atau ancaman terhadap prestise. Strategi kemudian
direncanakan untuk mengurangi kekuatan yang menghalangi dan memperkuat kekuatan
yang mendorong.
No comments:
Post a Comment