BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Sistem Organ merupakan bentukkerjasama
antar organ untuk melakukan fungsi - fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga
proses yang berlangsung didalam tubuh suatu organisme dapat berjalan dengan
baik sesuai aktivitas hidup organisme yang bersangkutan. Dalam melaksanakan
kerja sama ini, setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ -
organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Contoh
sistem organ pada hewan dan manusia antara lain sistem pernapasan, sistem
pencernaan, sistem gerak, sistem reproduksi dan sebagainya.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam
makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian
sistem organ ?
2. Bagaimana
sister reproduksi pada wanita ?
3. Ganggua
sistem reproduksi pada wanita ?
1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah kami ini adalah :
1. Untuk
memenuhi tugas Biologi yang diberikan kepada kelompok kami
2. Untuk
memehami tenteng sistem organ
3. Untuk
mengetehui bagaimanakah sistem reproduksi pada wanita
4. Dan
gangguan apa saja yang terdapat pada sistem reproduksi pada wanita
BAB
II
PEMBAHASAN
Sistem Reproduksi Pada Manusia – Wanita
female_reproductive_system_lateral
Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi,
oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi.
2.1 Organ Reproduksi
Organ reproduksi wanita terdiri dari
organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
A. Organ reproduksi dalam
Organ
reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran
kelamin).
a. Ovarium.
- Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang,
berbentuk oval dengan panjang 3 – 4 cm.
- Ovarium
berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium
menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke
saluran reproduksi.
Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur)
serta hormon estrogen dan progesteron.
b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.
c. Oviduk
Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah
sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian
pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum
terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang
dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke
oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
d. Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga
pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian
bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi
sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri
dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot
polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun
dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan
banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat
ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
e. Vagina
Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi
bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding
yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian
tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat.
Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi
rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin.
Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk
melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula
setelah janin dikeluarkan.
B. Organ reproduksi luar
Organ reproduksi luar pada wanita
berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita.
Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas
dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas
daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan
labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat
lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor
dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan
labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut
klitoris.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Pada vulva bermuara dua saluran,
yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada
daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen
merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam
ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium
bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan
memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.
Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di
dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan.
Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara
meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan
sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas.
Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).
Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya
mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak
perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit
lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.
Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami
perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap
pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak
sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar)
yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut
badan polar pertama (polosit primer).
Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis
II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung
diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi.
Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun
jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan
dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan
satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar
kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan
polar kedua.
Akhirnya, ada
tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis
setiap satu oogonium.
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel
telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang
menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi
oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer
menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama
kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer,
folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit
sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa
ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang).
Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus
luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi
korpus albikan.
3.Hormon pada Wanita
Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis
dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah
satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus
menstruasi.
a. Siklus menstruasi
Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik
dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi
jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari.
Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang
berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil
kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi
mekanisme siklus menstruasi.
Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus
menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu
ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk
periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14
terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan
menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase
pasca-ovulasi.
b.Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh
sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan
progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum
dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut
menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis.
Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan
terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung
selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.
c.Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau
akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.
Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang
pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit
primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga
folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya.
Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam
uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan
folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa.
Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks
agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.
d.Fase ovulasi
Pada saat mendekati fase
ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan
balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari
hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang
pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut
ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan
siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
e. Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang
ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan
berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun
tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu
progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding
dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada
endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan
pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga
estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada
uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15
sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan,
korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki
kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi
estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi
aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan
tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.
4.Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi
aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
§ hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
§ akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
§ antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu,
yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
- Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
- Menarik sperma secara kemotaksis positif.
- Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel
granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang
menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya
penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit
sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis
II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala
sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian,
inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung
23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom
(2n) atau 46 kromosom.
5.Gestasi (Kehamilan)
Zigot akan
ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus,
zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa
sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang
disebut tahap morula. Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit.
Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel
(blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian
dalam.
a.
Sel-sel
bagian luar blastosit
Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel
trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel
trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi
sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang
berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan
nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel
trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta
sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk
plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk
membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting
lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan
membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk
kekeringan.
b.
Sakus
vitelinus
Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran
berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm
(lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan
sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus
berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
c.
Korion
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
d.
Amnion
Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
e.
Alantois
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.
Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.
b. Sel-sel bagian dalam blastosit
Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi
bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang
terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan
ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm).
Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ
(organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.
Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung.
Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa
dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan
langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat
sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh
yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
6.Persalinan
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis. Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis. Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
§ Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
§ Oksitosin
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
§ Prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
§ Relaksin
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
7.Laktasi
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.
Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.
Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu
dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari
hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar
estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem
saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan
kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar.
Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar
payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk
mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang
berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh
kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu
ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah
besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik
ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.
2.3 Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
a. Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak
terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan
seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan
atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
b. Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan
ovarium.
c. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena
iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain
dengan kemoterapi dan bedah laser.
d. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
e. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
f. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.
Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang
terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani,
endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat
dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
g. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul
gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara
lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau
bakteri.
Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melaksanakan
fungsi tertentu.
2.2.SistemOrgan
Di dalam tubuh organ–organ akan bekerja sama satu dengan lainnya.
Tanpa ada kerjasama dengan organ lain proses dalam tubuh tidak akan terjadi.
Contoh jantung berfungsi untuk mengedarkan darah, tak dapat berkerja tanpa
adanya organ lain seperti pembuluh darah. Begitu juga sebaliknya pembuluh tidak
dapat berkerja tanpa adanya jantung. Kumpulan organ–organ dengan sistem
tertentu disebut sistem organ.
A.
Gerak
Salah satu
ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh
makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan
kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak
yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak
yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam
suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak
pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak,
tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang
mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
a)
Alat gerak
Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu
alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat
gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu
sistem yang disebut sistem gerak.
Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan
pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempel pada
tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat
membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak
pasif tetapi tulang mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan
hewan.
Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaitu
protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin.
Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel
pada tulang dan bergerak dengan otomatis tulang juga akan bergerak.
Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang
lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya
(pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat
relaksasi/kembali pada posisi semula)
b)
Rangka/Skeleton
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka
atau skeleton. Berdasarkan letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
·
Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis
ini terdapat hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali
Protozoa, Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda,
species Loligo sp/cumi-cumi.
·
Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis
ini terdapat pada seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan
Mammalia (PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-kura dan Penyu.
Selain itu terdapat juga di pada hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class
Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-cumi.
Fungsi rangka :
- Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
- Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
- Menahan dan menegakkan tubuh.
- Tempat pembentukan sel darah.
- Tempat perlekatan otot.
- Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
- Sebagai alat gerak pasif.
Alat gerak pasif/tulang
Tulang dapat dibedakan
berdasarkan jaringan penyusunnya dan sifat-sifat fisik yaitu :
1) Tulang rawan/tulang
muda/cartilago
- Cartilago berfungsi untuk melindungi bagian ujung epifise tulang. Cartilago tersusun atas matriks condrin yaitu berupa cairan kental yang banyak mengandung zat perekat kolagen yang tersusun atas protein dan sedikit zat kapur/Carbonat. Dengan adanya condrin ini dapat memberikan sifat lentur pada cartilago. Pada anak-anak cartilage lebih banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan dari pada matriks, sedangkan pada orang dewasa berkebalikan.
- Cartilago berdasarkan kandungan matriksnya dibedakan menjadi :
a. Cartilago Hialin
Cartilago ini memiliki kandungan matriks homogen yang kaya akan serabut
kolagen, transparan dan halus. Cartilago Hialin bersifat lentur/elastic dan
kuat. Pada tubuh dapat dijumpai pada organ permukaan persendian, tulang iga dan
pada saluran respirasi terutama dinding trachea yang berbentuk cincin.
b. Cartilago Fibrosa/serabut
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa berkas-berkas serabut
kolagen. Cartilago Fibrosa bersifat kurang lentur. Dapat dijumpai pada
ruas-ruas tulang belakang, pada tulang tempurung lutut (tendon dan ligamentum)
dan tulang gelang panggul.
c. Cartilago Elastin/elastic
Cartilago ini memiliki kandungan matriks berupa serabut elastic berwarna
kuning yang bercabang-cabang. Bersifat lentur/elastic dan tidakakan berubah
menjadi tulang sejati bila manusia beranjak dewasa. Dapat dijumpai pada
ujung hidung/cuping, saluran eustachius (pada telinga bagian
tengah) dan daun telinga.
2) Tulang keras/tulang
sejati/osteon
- Osteon berfungsi :
- Sebagai penyusun sistem rangka tubuh.
- Sebagai pelindung organ-organ yang vital.
- Terbentuk melalui proses :
Ø Osifikasi
Yaitu proses perubahan tulang rawan/tulang muda menjadi tulang sejati
atau tulang keras.
Ø Kalsifikasi
Yaitu
proses pengisian Calcium Carbonat pada peristiwa osifikasi.
Pembentuk sel tulang sejati
disebut osteocyte/osteosit. Osteosit ini akan dibentuk oleh osteoblast yaitu
sel tulang muda yang nantinya akan membentuk osteosit/perombak sel-sel
tulang.
- Pembagian tulang :
a. Berdasarkan bentuknya dibedakan
menjadi : (PIPIPEN)
©
Tulang pipa/panjang
Tulang ini pada umumnya
berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi
perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang
yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak..
Tulang pipa dapat dijumpai pada
Os. Humerus, Os. Radius, Os. Ulna, Os. Tibia, Os. Fibula, ruas-ruas Os. Digiti
Phalanges Manus, dll.
©
Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng
memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan
tulang spons. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum
merah.
Tulang pipih dapat dijumpai pada
Os. Costae, Os. Scapula, Os. Sternum, Os. Cranium, dll.
©
Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan
pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum
merah.
Tulang pendek dapat dijumpai
pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Tarsal, ruas-ruas Os. Carpal, dll.
c.
Berdasarkan matriksnya dibedakan menjadi :
©
Tulang kompak/padat
Yaitu merupakan tulang yang
memiliki matriks padat dan rapat. Tidak dijumpai adanya celah tanpa
matriks dalam rongga tulang ini.Dapat dijumpai pada tulang pipa/tulang
panjang.
©
Tulang spons/bunga karang
Yaitu merupakan tulang yang memiliki
matriks yang tidak padat/berongga. Dapat dijumpai pada tulang pipih dan tulang
pendek.
c. Berdasarkan letaknya tulang
dibedakan menjadi :
©
Tulang Axial terdiri dari :
A. Tulang Tengkorak :
1)
Tulang
dahi
= 1 buah
2)
Tulang
ubun-ubun
= 2 buah
3)
Tulang kepala
bagianbelakang
= 1 buah
4)
Tulang
pelipis = 2 buah
5)
Tulang baji
= 2 buah
6)
Tulang
tapis
= 2 buah
7)
Tulang
mata = 2 buah
8)
Tulang air
mata = 2 buah
9)
Tulang rongga
mata
= 2 buah
10) Tulang
pipi
= 2 buah
11) Tulang
hidung = 2 buah
12) Tulang rahang
atas
= 2 buah
13) Tulang rahang
bawah = 2 buah
14) Tulang
langit-langit
= 2 buah
15) Tulang pangkal lidah = 1 buah
B. Tulang Pendengaran :
1)
Tulang
martil = 2 buah
2)
Tulang
landasan
= 2 buah
3)
Tulang sanggurdi
= 2 buah
C. Tulang badan :
1)
Tulang
leher = 7 ruas
2)
Tulang
punggung = 12 ruas
3)
Tulang
pinggang = 5 ruas
4)
Tulang
kelangkang = 5 buah
5)
Tulang ekor
=4 ruas (menyatu)
D. Tulang dada :
1)
Tulang dada bagian
hulu
= 1 buah
2)
Tulang dada bagian
badan = 1 buah
3)
Tulang dada bagian taju pedang = 1buah
E. Tulang rusuk :
1)
Tulang rusuk sejati
= 7 pasang
2)
Tulang rusuk
palsu
= 3 pasang
3)
Tulang rusuk
melayang = 2 pasang
F. Tulang gelang bahu :
1)
Tulang selangka
= 2 buah
2)
Tulang
belikat
= 2 buah
G. Tulang gelang panggul :
1)
Tulang
usus =
2 buah
2)
Tulang
duduk =
2 buah
3)
Tulang kemaluan =
2 buah
©
Tulang Apendikuler/Extremitas
A. Tulang pergerakan
atas :
1)
Tulang lengan
atas
= 2 buah
2)
Tulang pengumpil
= 2 buah
3)
Tulang
hasta
= 2 buah
4)
Tulang pergelangan
tangan
= 2 x 8 buah
5)
Tulang telapak
tangan
= 2 x 5 buah
6)
Tulang ruas jari
tangan
= 2 x 14 ruas
B. Tulang pergerakan
bawah :
1)
Tulang paha
= 2 buah
2)
Tulang tempurung
lutut =
2 buah
3)
Tulang
betis =
2 buah
4)
Tulang
kering
= 2 buah
5)
Tulang pergelangan
kaki = 2 x
7 ruas
6)
Tulang telapak
kaki
= 2 x 5 buah
7)
Tulang ruas jari
kaki
= 2 x 14 ruas
Persendian/artikulasi
Merupakan hubungan antara 2 buah
tulang. Struktur khusus yang terdapat pada artikulasi yang dapat
memungkinkanuntuk pergerakan disebut dengan sendi.
Artikulasi dapat dibedakkan
menjadi :
1) SINARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi mati.
Yaitu hubungan antara 2 tulang
yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Artikulasi ini tidak memiliki celah
sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut. Dijumpai pada hubungan tulang
pada tulang-tulang tengkorak yang disebut sutura/suture.
2) AMFIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi kaku.
Yaitu hubungan antara 2
tulang yang dapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan
dengan cartilago. Dijumpai pada hubungan ruas-ruas tulang belakang,
tulang rusuk dengan tulang belakang.
3) DIARTHROSIS
Disebut juga dengan sendi hidup.
Yaitu hubungan antara 2 tulang
yang dapat digerakkan secara leluasa atau tidak terbatas. Untuk
melindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat
rongga yang berisi minyak sendi/cairan synovial yang berfunggsi sebagai pelumas
sendi.
Dapat dibedakan menjadi
:
a) Sendi engsel
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Dijumpai pada hubungan tulang Os.
Humerus dengan Os. Ulna dan Os. Radius/sendi pada siku, hubungan antar Os.
Femur dengan Os. Tibia dan Os. Fibula/sendi pada lutut.
b) Sendi pelana/sendi
sellaris
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan kedua arah. Dijumpai pada hubungan antara Os. Carpal
dengan Os. Metacarpal, sendi pada tulang ibu jari.
c) Sendi putar
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai
porosnya. Dijumpai pada hubungan antara Os. Humerus dengan Os. Ulna dan Os.
Radius, hubungan antar Os. Atlas dengan Os. Cranium.
d) Sendi
peluru/endartrosis
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Dijumpai pada hubungan Os.
Scapula dengan Os. Humerus, hubungan antara Os. Femur dengan Os. Pelvis
virilis.
e) Sendi geser
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan pada satu bidang saja atau gerakan bergeser.
Dijumpai pada ruas-ruas Os. Vertebrae, ruas-ruas Os. Metatarsal dan ruas-ruas
Os. Metacarpal.
f) Sendi luncur
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan badan melengkung ke depan (membungkuk) dan ke belakang
serta gerakan memutar (menggeliat).
g) Sendi gulung
Yaitu hubungan antar tulang yang
gerakan tulangnya seolah-olah mengitari tulang yang lain. Dijumpai pada
hubungan Os. Metacarpal dengan Os. Radius.
h) Sendi ovoid
Yaitu hubungan antar tulang yang
memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan
maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang satu
berbentuk ovaldanmasuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Dijumpai pada
hubungan Os. Radius dengan Os. Carpal.
Alat Gerak Aktif/Otot
Berdasarkan struktur
selnya dibedakan menjadi :
- Otot Polos/Licin
- Memiliki bentuk sel otot seperti silibdris/gelendong dengan kedua ujung meruncing.
- Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot.
- Mempunyai permukaan sel otot yang polos dan halus/licin.
- Pergerakan sel otot ini diluar kehendak/tanpa disadari dengan sifat pergerakan lambat dan teratur. Sehingga dengan demikian tidak memungkinkan cepat lelah pada sel otot.
- Sel otot ini banyak dijumpai di seluruh organ dalam tubuh keculai jantung dan rangka.
- Otot Lurik/Seran Lintang/Rangka
1)
Memiliki bentuk sel yang panjang seperti serabut/benang/filament.
2)
Memiliki banyak inti sel yang terletak di tepi.
3)
Memiliki permukaan yang tampak bergaris-garis gelap dan terang yanag melintang
pada struktur selnya. Hal ini dikarenakan adanya myofibril yang tidak
seragam/tidak sama tebalnya pad permukaan sel otot.
4)
Pergerakan sel otot ini sesuai dengan kehendak/diperintah oleh otak. Sehingga
sifat pergerakannya cepat dan tidak teratur serta mudah lelah.
5)
Sel otot ini hanya dijumpai di rangka, karena melekat di tulang untuk
pergerakan.
- Otot Jantung/myocardium
- Memiliki bentuksel yang memanjang seperti serabut/filament yang bercabang. Percabangan sel otot jantung disebut dengan Sinsitium.
- Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah.
- Pergerakan sel otot ini tanpa disadari/diluar kehendak.s ehingga sifat pergerakannya adalah lamat, teratur dan tidak mudah lelah.
- Sel otot ini hanya dijumpai pada organ jantung.
Berdasarkan cara
kerjanya dibedakan menjadi :
1) Otot sinergis
Yaitu hubungan antar otot yang
cara kerjanya saling mendukung/bekerja sama/menimbulkan gerakan yang searah.
Ex :
©
Seluruh otot pronator yang mengatur pergerakan telapak tangan untuk
menelungkup.
©
Seluruh otot supinator yang mengatur pergerakan telapak tangan m enengadah.
2) Otot antagonis
Yaitu hubungan antar otot sayng
cara kerjanya saling berlawanan/bertolak belakang/tidak searah.
Macamynya :
- Otot ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan).
- Otot abductor (menjauhi sumbu badan) dengan adductor (mendekatisumbu badan).
- Otot supinator (menengadah) dengan pronator (menelungkup).
- Otot depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas).
Berdasarkan
perlekatannya dibedakan menjadi :
1 Origo
Yaitu bagian ujung otot yang
melekat pada tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil pada saat kontraksi.
2 Insersio
Yaitu bagian ujung otot yang
melekat pada tulang dengan pergerakan yang berubah posisi pada saat kontraksi.
Penyebab kelaian oleh :
- Genetis
- Kuman penyakit.
- Kelainan susunan tulang dan sendi.
- Kebiasaan sikap duduk yang salah.
- Kebiasaan aktivitas kerja yang berlebihan.
- Kurang gizi.
- Kecelakaan.
Macam kelainan pada
sistem gerak
v Fraktura /patah tulang
Yaitu kelainan pada tulang
akibat kecelakaan, baik kendaraan bermotor atau jatuh. Dibedakan menjadi 2
yaitu fraktura yang tertutup (patah tulang yang tidak sampai merobek
kulit/otot) dan fraktura yang terbuka (patah tulang yang merobek/menembus
kulit/otot).
v Osteoporosis
Yaitu kelainan pada tulang
yang disebakan karena adanya pengeropososan tulang. Hal ini karena tubuh
sudah tidak mampu lagi menyerap dan menggunakan Calcium secara normal.
v Fisura/retak
tulang
Yaitu kelainan tulang yang
menimbulkan keretakan pada tulang, akibat kecelakaaan.
v Lordosis
Yaitu kelainan tulang karena
sikap duduk sehingga tulang belakang melekung pada daerah lumbalis. Ha
ini akan mengakibatkan posisi kepala tertarik ke belakang.
v Skolisosis
Yaitu kelainan tulang karena
sikap duduk sehingga tulang belakang melekung ke araah lateral. Hal ini
akan menyebabkan badan akan bengkok membentuk huruf S.
v Kifosis
Yaitu kelainan tulang karena
sikap duduk sehingga tulang belakang yanag terlalu membengkok ke
belakang.
v Hipertrofi
Yaitu kelainan otot yang
membesar dan menjadi lebih kuat karena sel otot diberikan kegiatan/aktivitas
yang terus menerus secara berlebihan.
v Atrofi
Yaitu kelainan otot yang
mengecil, lemah, fungsi otot yang menurun. Hal ini disebabkan adanya penyakit
polimielitis yang dapat merusakkan sel saraf pada otot.
v Stiff/kaku leher
Yaitu kelainan otot karena
adanya peradangan otot trapesius leher akibat gerakan yang menghentak secara
tiba-tiba/salah gerak.
v Tetanus
Yaitu kelainan otot yang
disebabkan adanya infeksi bakteri Clostridium tetani. Sehingga
menyebabkan otot menjadi kejang-kejang.
v Dll.
Sistem Pernapasan Manusia - Manusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru
“pernapasan luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2
antara darah dan udara. Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2
dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam
mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
cara pernapasan, yaitu :
a.
Respirasi / Pernapasan Dada
Otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut Tulang rusuk terangkat ke
atasRongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan
Diafragma
datar Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Proses
Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1.
Pembuangan CO2 dari paru-paru :
H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2.
Pengikatan oksigen oleh hemoglobin :
Hb + O2 ---> HbO2
3.
Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel :
HbO2 ---> Hb + O2
4.
Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh :
CO2 + H2O ---> H2 + CO2
SALURAN
PERNAPASAN
- Nares anterior
- Rongga hidung
- Farinx
- Larinx
- Trakhea
- Bronkhus
1.
Nares anterior
- Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung, dimana saluran itu bermuara ke vestibulum (rongga) hidung.
- Vestibulum ini dilapisi dengan epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit.
- Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar.
- Kelenjar-kelenjar ini bermuara ke dalam rongga hidung.
2.
Rongga Hidung
- Dilapisi dengan epitelium silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir sehingga permukaan nares basah dan berlendir.
- Selaput lendir ini kaya akan pembuluh darah, yang bersambung dengan lapisan farinx dan dengan semua sinus yang mempunyai lubang masuk dalam rongga hidung.
Sewaktu
udara melalui hidung, udara di saring oleh bulu-bulu (vestibulum) dan karena
kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya membuat udara menjadi hangat.
Penguapan air dari permukaan selaput lendir menyebabkan kondisi rongga hidung
lembab. Hidung menghubungkan lubang-lubang sinus udara para nasalis yang masuk
kedalam rongga hidung dan lubang naso-lakrimal yang menyalurkan air mata (bawah
rongga nasalis)
adalah
pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
usofagus. Terletak dibelakang hidung (naso-farinx), dibelakang mulut
(oro-farinx) dan di belakang larinx (farinx-laringeal)
4.
Larinx (tenggorokan)
Terletak
didepan bagian terendah farinx, memisahkannya dari kolumna vertbra servikalis
dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya.
5.
Terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersamaan oleh ligamen dan
membran.
6. Yang terbesar diantaranya tulang rawan tiroid depannya terdapat benjolan subkutaneus
(jakun).
7. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid berbentuk lingkaran lengkap
8. Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang krawan aritenoid (belakang krikoid), tulang rawan kuneiform dan kornikulata.
Tulang
rawan lainnya ialah kedua tulang krawan aritenoid (belakang krikoid), tulang
rawan kuneiform dan kornikulata.
Epiglottis
berupa katup tulang rawan, membantu menutup larinx sewaktu menelan. Larinx
dilapisi selaput lendir yang sama seperti yang terdapat didalam trakea, kecuali
pita suara dan bagian epiglottis. Pita suara terletak di dalam larinx (T.R.
tiroid sampai T.R. aritenoid).
Gerakan
pada T.R. aritenoid otot laringeal pita suara ditegangkan atau dikendorkan
udara melalui glottis suara dihasilkan. Tulang rawan pada larinx mengatur suara
dan menutup lubang atas sewaktu menelan. Trakhea (Batang tenggorok). Trakea
adalah tuba yang memiliki diameter sekitar 20-25 mm dan panjang sekitar 9 cm.
Trakea terletak dari laring ke bronkus utama yang merupakan jalan masuk udara
menuju paru-paru.
Tersusun
oleh jaringan otot, tulang rawan (agar trakea tetap terbuka), serta selaput
lendir (epitelium bersilia). Silia bergerak atas kearah larinx menyebabkan debu
dan butiran halus lainnya yang masuk dalam pernapasan dapat dikeluarkan. Di
dalam rongga dada, trakea bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di
dalam paru-paru, cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang
sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang
disebut gelembung paru-paru (alveolus).
Paru-paru
Jaringan
paru elastik, berpori dan seperti spons. Paru-paru terletak di dalam
rongga dada. Berbentuk kerucut dan terdiri ada dua buah yaitu paru-paru kanan
dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga lobus (belahan) yang
disebabkan oleh fisura yaitu lobus atas, tengah dan bawah. Sedangkan paru-paru
kiri terdiri atas dua lobus yaitu lobus atas dan bawah.
Setiap
lobus tersusun atas lobula. Pipa kecil bronkhial masuk kedalam setiap lobula
yang berakhir menjadi kantong udara paru-paru (alveolus). Alveolus dalam
paru-paru jumlahnya sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Luas
permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali lebih besar daripada permukaan
tubuh. Alveolus dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah dan pertukaran gas
terjadi.
Pembuluh
darah dalam paru-paru.
Arteri
pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel
kanan jantung ke paru-paru saluran bronkhial arteriola kapiler
dinding alveoli difusi pertukaran gas kapiler paru-paru
bersatu pembuluh darah lebih besar vena pulmonaris meninggalkan paru-paru
membawa darah berisi oksigen ke atrium jantung kiri
aorta seluruh tubuh.arteri bronkhialis membawa darah yang kaya
oksigen dari aorta torasika ke paru-paru guna memberi makanan dan mengantarkan
oksigen kedalam jaringan paru-paru.
Arteri
pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel
kanan jantung ke paru-paru saluran bronkhial arteriola kapiler
dinding alveoli difusi pertukaran gas kapiler paru-paru
bersatu pembuluh darah lebih besar vena pulmonaris meninggalkan paru-paru
membawa darah berisi oksigen ke atrium jantung kiri
aorta seluruh tubuh.arteri bronkhialis membawa darah yang kaya
oksigen dari aorta torasika ke paru-paru guna memberi makanan dan mengantarkan
oksigen kedalam jaringan paru-paru.
Arteri
pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel
kanan jantung ke paru-paru saluran bronkhial arteriola kapiler dinding
alveoli difusi pertukaran gas kapiler paru-paru bersatu pembuluh
darah lebih besar vena pulmonaris meninggalkan paru-paru membawa darah berisi
oksigen ke atrium jantung kiri aorta seluruh
tubuh.Arteri bronkhialis membawa darah yang kaya oksigen dari aorta torasika ke
paru-paru guna memberi makanan dan mengantarkan oksigen kedalam jaringan
paru-paru.
Karbondioksida hasil buang metabolisme menembus membran alveoler-kapiler
dari kapiler darah ke alveoli
pipa bronkhial dan trakea keluar melalui mulut dan hidung.
- Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner (pernapasan externa) :
- Ventilasi pulmorter atau gerak pernapsan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar
- Arus darah melalui paru-paru
- Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bagian tubuh.
- Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi daripada O2.
- Pernapasan jaringan atau pernapasan internal.
Darah
yang telah menjenuhkan hemoglobin dengan oksigen (oksihemoglobin) mengintari
tubuh kapiler oksigen dilepaskan kedalam jaringan dan sebgai gantinya
darah akan berikatan dengan karbondioksida sebagai hasil buangan oksigen.
- Kapasitas Paru-paru
Udara
yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut
udara komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.Udara yang dapat dikeluarkan
setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer, volumenya lebih kurang 1500
ml.
Kecepatan
dan pengendalian pernapasan
- Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama :
1.
Pengendalian oleh saraf
Pusat
pernapasan ialah pusat otomatik dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls
eferen ke otot pernafasan.
impuls
→ radix saraf servikalis impuls saraf frenikus diafragma
bagian
yang lebih rendah pada sumsum belakang saraf interkostalis otot interkostalis
→ kontraksi ritmik
otot
diafragma (kira-kira lima belas kali setiap hari).
2.
Pengendalian saraf kimiawi
faktor
utama dalam pengendalian dan pengaturan frekwensi, kecepatan dan dalamnya gerakan
pernafasan. Pusat pernapasan didalam sumsum sangat peka pada reaksi kadar
alkali darah.
Karbondioksida
adalah produk asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang
pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
pernafasan.
Sistem
Pernapasan Manusia
Gambar
lengkap sistem pernapasan manusia.
Sistem pernapasan atau sistem
respirasi adalah sistem organ
yang digunakan untuk pertukaran gas. Pada hewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran
yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di
mana terjadi pertukaran gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai
variasi sistem pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki
sistem pernapasan.
Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan
yang melibatkan otot
antartulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
- Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
- Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan
yang melibatkan otot
diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
- Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
- Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Sistem pencernaan Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diagram
sistem pencernaan manusia bagian perut
Sistem pencernaan (bahasa
Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang
menerima makanan,
mencernanya menjadi energi
dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem
pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Secara spesifik, sistem
pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecah nya menjadi molekul nutrisi yang
lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam alirah darah, kemudian
membersihkan tubuh dari sisa pencernaan [1].
organ
yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok:
- Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan
saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan
mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap
bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya
adalah : mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan
akan dibuang keluar tubuh melalui anus.
- Organ pencernaan tambahan (aksesoris)
Organ pencernaan tambahan ini
berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan kerjanya. Gigi dan
lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung
empedu serta kelenjar pencernaan
akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar
pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam
pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar
pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.
Diagram sistem pencernaan
2.
Parotis
5.
Rongga
mulut
6.
Amandel
7.
Lidah
8.
Esofagus
9.
Pankreas
10. Lambung
11. Saluran
pankreas
12. Hati
13. Kantung
empedu
14. duodenum
15. Saluran
empedu
16. Kolon
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
24. Anus
|
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam tubuh organ–organ akan bekerja sama satu dengan lainnya.
Tanpa ada kerjasama dengan organ lain proses dalam tubuh tidak akan terjadi.
Contoh jantung berfungsi untuk mengedarkan darah, tak dapat berkerja tanpa
adanya organ lain seperti pembuluh darah. Begitu juga sebaliknya pembuluh tidak
dapat berkerja tanpa adanya jantung. Kumpulan organ–organ dengan sistem
tertentu disebut sistem organ.
Salah
satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh
makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila aka impuls atau rangsangan yang
mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan
manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan
kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak
yang tersusun dalam sistem gerak.
Sedangkan untuk tumbuhan, gerak
yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam
suatu organ atau sel tumbuhan. Dengan demikian tidak dapat disamakan arti gerak
pada seluruh makhluk hidup. Gerak pada tumbuhan juga melibatkan alat gerak,
tetapi alat gerak yang digunakan tergantung dari impuls atau rangsangan yang
mengenai sel/jaringan/organ tumbuhan tersebut.
No comments:
Post a Comment