Friday, 10 May 2013

LAPORAN PRATIKUM LABORATORIUM KIMIA PEMBUATAN LARUTAN



DAFTAR ISI
1.Nama Percobaan
2.Tujuan Prcobaan
3. Alat dan Bahan
4. Studi Pustaka
5.Prosedur Percobaan
6. Data Hasil Pengamatan
7. Penghitungan atau Pengolahan data
8. Pembahasan
9. Jawaban Pertanyaan
10. Kesimpulan
11. Daftar putaka






1.Nama Percobaan : Pembuatan Larutan
2.Tujuan Percobaan
            Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu
·         Membuat larutan dengan kosentrasi tertentu dari padatan dan cairan
·         Membuat larutan dengan tepat dan benar
·         Menggunakan peralatan dengan tepat dan benar
3. Bahan dan Alat yang digunakan
Bahan yang digunakan :
·         HCl                 5N                   : 1 liter
·         H2SO4                  5N                   : 1 liter
·         NaOH             5N                   : 1 liter
·         NaOH padat   5N                   : 100 gr
·         CHCOOH       5N                   : 1 liter
·         Aquades                                  : 5 liter
Alat yang digunakan :
·         Kaca arloji                                           : 2 buah
·         Pengaduk                                            : 2 buah
·         Gelas kimia 100 ml, 250 ml                : 3 buah
·         Labu ukur 100 ml, 500 ml, 1000 ml  : 6 buah
·         Pipet volume, 5 ml, 25 ml, 100 ml      : 1 buah
·         Pipet tetes                                           : 3 buah
·         Botol zat                                             : 10 buah
·         Neraca analitik                                    : 1 buah
·         Masker                                                            : 7 buah
·         Sarung tangan                                     : 2 pasang
·         Corong gelas                                       : 3 buah
·         Bola karet                                            : 1 buah














4. Studi Pustaka
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih yang terdispersi sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam ( satu fase) sehingga tidak dapat diamati bagian – bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase – fase yang terpisah.
            Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut ( solven ). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah tak sedikit disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau zat terlarut tergantung komposisinya. Misalnya dalam alkohol 70 % ( 70:30 ), maka alkohol merupakan pelarut dan air sebagai zat terlarut. Sedangkan dalam keadaan yang sukar ditentukan seperti alkohol 50 % ( 50:50 ), karena jumlah kedua zat dalam larutan sama, maka baik alkohol maupun air dapat dianggap pelarut atau zat terlarut. Untuk campuran zat padat dalam air seperti sirup 60 %    ( 60:40 ), kabanyakan orang memilih air sebagai pelarut karena air tetap mempertahankan keadaan fisiknya, dan gula sebagai zat terlarut karena berubah keadaan fisiknya.
Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh.
            Larutan jenuh adalah larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut. Pada keadaan ini terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tak larut atau kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan.
            Larutan tak jenuh ( unsaturated ) adalah suatu larutan yang mengandung jumlah solut lebih sedikit ( encer ) daripada larutan jenuhnya. Sedangkan larutan lewat jenuh (super saturated ), mengandung solut lebih banyak ( pekat ) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama.
            Suatu larutan dikatakan ideal jika didasarkan pada kekutan relatif dari gaya tarik antara molekul solut dan solvennya masing – masing. Dalam suatu larutan ideal, sifat komponen yang satu akan mempengaruhi sifat komponen lainnya, sehingga sifat – sifat fisik larutan yang dihasilkan seperti titik uap, titik didih, dan titik beku adalah rata – rata dari sifat kedua komponennya murni. Larutan ideal sendiri sebenarnya hanya bersifat hipotesis. 
           
     - Jenis-jenis larutan :
Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut ( solute ). Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aquades. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan dinamakan larutan encer.

Tiga contoh larutan dalam keadaan cair ialah :
·         Bensin                 :  Campuran sejumlah hidrokarbon cair
·         Air laut                : Larutan berair dari natrium klorida dan padatan ion lainnya.
·         Air Karbonat      :  Larutan berair dari CO2
Larutan dapat pula berbentuk padat atau gas. Karena molekul-molekul gas terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua campuran gas adalah larutan. Contoh terbaik untuk larutan gas ialah udara, yang terdiri dari N2, O2, Ar dan gas lain dalam jumlah kecil.

-Kesetimbangan Kelarutan
            Jika sejumlah besar zat terlarut dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas pelarut. Pelarutan terjadi secara terus-menerus. Hal ini berlaku karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies ( atom, ion atau   molekul ) ke keadaan tak larut. Pada waktu pelarutan dan pengendapan terjadi dengan laju atau kecepatan yang sama, kuantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut tetap sama pada setiap waktu. Proses ini adalah salah satu kesetimbangan dinamis dan larutnya dinamakan larutan jenuh. Konsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut dalam pelarut tertentu.
Apabila larutan penuh dibuat pada suhu tertentu kemudian suhu diturunkan maka akibatnya adalah pengendapan kelebihan zat terlarut dalam larutan. Tetapi dalam beberapa kejadian semua zat terlarut tetap dalam keadaan larutan. Karena kuantitas zat terlarut dalam hal ini lebih besar dari pada larutan jenuh normal pada suhu tertentu, larutan demikian dinamakan larutan lewat jenuh ( Supersaturated ), jika sedikit kristal terlarut ditambahkan dalam larutan lewat jenuh, kelebihan zat terlarut biasanya mengendap.

- Sifat – Sifat Koligatif
Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira - kira pada larutan yang lebih pekat, yang tergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Jadi, sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat sifat tersebut adalah penurunan titik uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik, yang semuanya dinamakan sifat-sifat koligatif. Kegunaan praktis sifat- sifat koligatif banyak dan beragam.
Pada tahun 1880-an kimiawan Prancis F.M. Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut. Hokum Raoult menyatakan bahwa :
“ Tekanan uap pelarut diatas suatu pelarut ( PA )sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni ( PA ) dengan fraksi mol dalam larutan ( XA ). “
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran air dari air menuju larutan sukrosa dikenal sebagai tekanan osmotik larutan.


- Larutan
Bila dua atau lebih zat murni dicampur satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga zat-zat penyusun tersebut masih dapat dipisah-pisahkan lagi dengan cara fisik maka diperoleh campuran.Campuran yang demikian disebut sebagai campuran yang bereaksi.
        Contoh – contoh campuran terdapat cukup banyak di alam sekitar kita. Udara adalah campuran antara gas – gas oksigen, nitrogen, uap air, karbon dioksida, argon, dan lain sebagainya. Tanah adalah campuran dari berbagai zat padat. Secara fisik dapat dibedakan dua macam campuran, yaitu campuran serba sama ( homogen ) dan campuran  serba-neka
( heterogen ).
            Suatu campuran disebut serba sama bila campuran hanya terdiri atas satu fase, artinya tidak ada bidang pemisah yang memisahkan penyusuan campuran, contoh campuran semacam itu adalah udara, sirup, minyak pelumas, dan sebagainya. Bila campuran terdiri atas  lebih dari satu fase, maka campuran semacam itu disebut campuran heterogen. Pada campuran heterogan ada bidang yang memisahkan penyusun campuran.
Contoh :     
·         air dengan minyak
·         gula pasir dengan garam dapur
·          udara yang berdebu
·         air yang keruh
            Sifat campuran akan berupa simpangan – simpangan kecil dari sifat  murni komponen yang berlebihan. Komponen yang berlebihan disebut sebagai pelarut dan yang lain disebut sebagai larutan. Jika 1 gr gula atau 1 gr garam dapur dicampur 100 gr air yang diperoleh ialah larutan gula atau larutan garam. Demikian pula bila 10 ml air di campur dengan 90 ml etanol diperoleh larutan air dengan etanol, sulit untuk menyatakan salah satu komponen sebagai pelarut sehingga yang diperoleh hanyalah campuran etanol dan air. Sifat dari larutan sangat bergantung pada susunan atau komposisi zat penyusunnya.

- Air Sebagai Pelarut Universal Dalam Kehidupan
Air mempunyai sifat fisika dan kimia yang unik, karena fungsinya sangat penting dalam kehidupan makhluk di dunia ini. Air merupakan pelarut yang sangat baik. Air yang terdapat di danau, sungai, parit, dan laut mengandung zat yang larut di dalamnya. Zat yang larut kebanyakan terdiri atas garam dapur, ion kalsium, ion magnesium, ion sulfat, ion karbonat, dan sejumlah ion logam lainnya..                   
Oksigen dan karbondioksida yang dibutuhkn oleh hewan air tawar atau hewan laut diambilnya dari larutan air. Hasil metanbolisme dalam jaringan tubuh organisme selalu diangkat kebagian lain oleh air yang bertindak sebagai pelarut dan pembawa. Kemampuan air melarutkan dan membawa zat berwujud padat ini merupakan sifat air yang paling penting dalam penerapannya sebagai pelarut yang mudah sekali melarutkan gula dan garam serta banyak lagi zat lain.


5. Prosedur Percobaan        
A. Untuk Zat Asalnya Padatan
·         Dihitung berapa jumlah zat asalnya yang di perlukan
·         Timbang zat tersebut dengan menggunakan kaca arloji
·         Zat dimasukan ke dalam gelas kimia, zat yang di tinggal disemprot dan dibilas dengan air demineral
·         Aduk hingga zat terlarut ke dalam air
·         Pindahkan larutan kedalam labu ukur yang sudah dipasang corong
·         Zat yang tertinggal dibilas dengan air demineral
·         Tambahkan air dengan hati-hati sampai tanda batas
·         Tutup labu ukur dan kocok sambil di bolak balik sampai homogen
·         Pindahkan kedalam botol zat, beri lebel idantitas zat ( nama zat, rumus kimia, kosentrasi dan tanggal )
B. Untuk Zat Asal Cairan ( pengenceran )
·         Hitung molaritas zat asal berdasarkan keterangan pada botol zat
·         Hitung volume zat yang dibutuhkan berdasarkan rumus pengenceran
·         Isi air demineral 1/3 bagian ke dalam labu ukur yang akan digunakan sesuai dengan volumenya
·         Dimasukan kedalam labu melalui dindingnya
·         Tutup dan kocok sambil dibolak balik sampai homogen
·         Masukan kedalam botol zat, beri lebel 
6. Data Pengamatan
Catat semua apa yang terjadi pada saat anda melakukan percobaan, buat dalam bentuk tabel :
Zat yang diguanakan
Sifat fisik dan kimia
Perubahan
Jumlah yang dibutuhkan
Kosentrasi
larutan yang dibuat
Volume
Larutan
Yang dibuat

HCl
NaOH padat
NaOH
H2SO4
NaCL
CH3COOH

Cair
Padat
Cair
Cair
Padat
Cair

Hangat
Panas dan Buram
Hangat
Bergelembung,Buram
Dingin dan Jernih
Tidak ada

30
4,8
40
15
5,22
30

0,05 N
2 N
1 N
0,05 N
1,5 N
3%

60
60
60
60
60
60

7. Perhitungan atau Pengolahan Data
Perhitungan pengenceran, rumus :
V1 x N1 = V2 x N2

Ket :
V1          : volume  larutan asalnya
N1          : normalitas larutan asalnya
V2          : volume yang dibuat
N2          : normalitas larutan yang dibuat

·         HCl
N1 x V1   =   N2 x V2
0,1 x V1  =   0,05 x 60
          V1 =   3 : 0,1
               =   30
·         H2SO4
N1 x V1   =   N2 x V2
0,2 x V1  =   0,05 x 60
           V1 =   15
·         NaOH
N1 x V1   =   N2 x V2
1,5 x V1  =   1 x 60
          V1  =   60 : 1,5
           V1 =   40
·         CH3COOH
N1 x V1   =   N2 x V2
  6 x V1  =     3  x  60
   V1  =   180 : 6
          V1 =   30


Perhitungan padatan, rumus :
M x V x BM ( Ar/Mr)
Ket ;
M : molaritas larutan ; mol / liter
V : volume larutan : liter
BM : berat molekul : gram / mol
·         NaCl
Dik : Mr = NaCl = 58
           V = 60
           N = 1,5
Dit : gr  . . . .?
        gr = N x V/1000 x BE
            = 1,5 x 60/1000 x 58
            = 5,22
·         NaOH
Dik : Mr = NaOH = 40
           V = 60
           N = 2
Dit : gr . . . .?
        gr = N x V/1000 x BE
            = 2 x 60/1000 x 40
            = 4,8


8. Pembahasan
Larutan dapat dibuat dari zat yang asalnya padat dan cairan.larutan padat umumnya berupa senyawa garam AgNO3, NaCL, NaOH dan sebagainya.larutan cairan umumnya berupa senyawa asam basa ,organik dan sebagainya.
Pada praktikum ini padatan yang dibahas berupa NaOHpadat dan NaCL.untuk cairan yang dibahas berupa HCL, NaOHcair, H2SO4, CH3COOH.pada padatan digunakan rumus sebagai berikut     
M x V x BM ( Ar/Mr)
Ket ;
M : molaritas larutan ; mol / liter
V : volume larutan : liter
BM : berat molekul : gram / mol
Dan pada cairan rumus yang digunakan sebagai berikut :
V1 x N1 = V2 x N2
Ket :
V1          : volume  larutan asalnya
N1          : normalitas larutan asalnya
V2          : volume yang dibuat
N2          : normalitas larutan yang dibuat



9. Jawaban Pertanyaan
1.      Hitunglah molaritas larutan yang mengandung 10 gr NaCl (BM=58,44) dalam 200 ml ?
Jawab :
M= mol zat terlarut
        liter larutan
mol NaCl = 10 gram NaCl
                     58,44 mol/gr NaOH
                =  0,171
100 ml     = 200 ml H2O x 1 liter H2O
                                          1000 ml H2O
                = 0,2 liter H2O
molaritas = 0,171 mol NaOH
                     0,2 liter H2O
                = 0,855 M
2.      Berapa volume NaOH yang diperlukan untuk membuat larutan 0,1 M NaOH ?
Jawab :
          M x V x BM
      =  0,1 x V x 40
V   =  0,1 x 40
      =  4 liter



3.      Hitung molaritas HCl pekat jika diketahui densitasnya 1,18 g ml dan HCl 36 % ?
Jawab :
M = ( % x densitas x 1000)
                      BM
    =  36 % x 1,18 gr x 1000
                      36
    =  11,8 M
4.      Mengapa dalam membuat larutan harus ditambah aquadest terlebih dahulu ?
Jawaban :
Karena jika air dimasukan kedalam suatu larutan kimia terlebih dahulu dapat menyebabkan panas yang dimiliki oleh suatu larutan dilepaskan sedemikian besar sehingga menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan larutan tersebut memercik.

5.      Mengapa air yang berada pada dinding labu harus diserap?
Jawaban  :
Karena dalam pembuatan larutan perlu menggunakan ketelitian dan apabila volume tidak sesuai dengan yang di rencanakan maka larutan nya juga akan gagal serta harus mengulang kembali.

6.      Mengapa pada saat kita melarutkan sering timbul panas ?
Jawaban :
Karena kadang-kadang suatu zat memiliki sifat melepaskan sejumlah panas apabila ditambahkan kedalam air seperti hal nya H2SO4 pekat dan NaOH padat.
10. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut ;
 Dari pencampuran dua zat antara zat cair dicampur dengan aquades terjadi perubahan pada  larutan.seperti pada HCL terjadi perubahan setelah dicampur yaitu terasa hangat.pada NaOHcair  terjadi perubahan yaitu terasa hangat.pada H2SO4 terjadi perubahan yaitu setelah diaduk ada gelembung dan berwarna buram.serta pada CH3COOH tidak terjadi perubahan.
Dan pencampuran dua zat antara zat cairan dengan aquades terjadi perubahan pada setiap larutan.seperti pada NaOHpadat setelah dicampur terjadi perubahan yaitu terasa panas dan berwarna buram. pada NaCL terjadi perubahan yaitu setelah diaduk berwarna jernih dan terasa dingin.


No comments:

Post a Comment